BUKU KARYA GURU MTSN 2 TANGERANG MASUK DAFTAR RESMI KEMENDIKDASMEN

Tangerang – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh para pendidik MTsN 2 Tangerang. Tiga guru, yakni Fajar Timur, S.Pd., Sutri Handayani, S.Pd., dan Khaeroyaroh, S.Pd., berhasil menorehkan karya luar biasa dengan menulis buku anak yang diterbitkan melalui program Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Karya mereka tidak hanya menjadi bukti kreativitas, tetapi juga wujud nyata dedikasi dalam menumbuhkan budaya literasi sejak dini.

Fajar Timur, S.Pd. menulis dua buku anak berbahasa daerah. Pertama, Mimi Ayun Mantuk (Mimi Ingin Kembali), yang bercerita tentang seekor belangkas yang terdampar. Kedua, Seawet Iwak Gesek (Seawet Ikan Asin), mengisahkan seorang anak yang membantu neneknya membuat ikan asin. Sutri Handayani, S.Pd. juga melahirkan dua karya, yaitu Moci Jieunan Malika (Moci Buatan Malika) yang menceritakan Malika dan teman-temannya membuat moci untuk bazar sekolah, serta Lauk Karesep Sultan (Ikan Kesayangan Sultan) tentang Sultan yang gemas ingin segera bermain dengan ikan gupi milik Kak Amira. Sementara itu, Khaeroyaroh, S.Pd. menulis Galeri Luar Biasa yang mengangkat kisah persahabatan Naja dengan Rima, seorang anak berkebutuhan khusus (ABK), serta Untung Wénten Kardus (Untung Ada Kardus) yang mengisahkan Gema dalam berkreasi dengan barang bekas meski menghadapi kekecewaan.

Menambah kebanggaan, keenam buku karya guru MTsN 2 Tangerang tersebut resmi masuk dalam SK Kemendikdasmen: Keputusan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Nomor 001/H/KPT/2025 tentang Buku Nonteks pada Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan sebagai Buku Pengayaan dalam Mendukung Proses Pembelajaran. Hal ini menegaskan bahwa karya para guru tersebut tidak hanya bernilai literasi, tetapi juga diakui secara nasional sebagai buku pengayaan yang layak digunakan dalam mendukung pembelajaran anak.

Kepala MTsN 2 Tangerang, Trisno Ferdiyansyah, M.Pd. memberikan apresiasi tinggi atas capaian tersebut, karena selain memperkaya khazanah literasi anak, karya para guru ini juga mengangkat nilai moral, kreativitas, dan kepedulian sosial. Diharapkan langkah ini dapat menginspirasi pendidik lain untuk terus berkarya dan membangun generasi literat di Indonesia.

Share to :